Pantaskah Malang Panik?
- RHA
- Dec 18, 2015
- 4 min read
Beberapa hari bersamaan datangnya musim penghujan, berita akan ditutupnya gerai-gerai Disc Tarra yang tersebar di berbagai wilayah seluruh Indonesia deras mengguyur dan membuat kepanikan para pemburu rilisan fisik. Menurut kabar yang beredar, pada akhir tahun ini Disc Tarra akan menutup 40 gerai yang dimilikinya dan hanya akan menyisakan 8 gerai yang hanya berlokasi di ibu kota, Jakarta.
Gerai Disc Tarra di kota Malang otomatis menjadi salah satu gerai yang akan ditutup. Satu-satunya gerai Disc Tarra di kota Malang berada di lantai dasar MX-Mall. Akan tetapi jauh sebelum kabar akan ditutupnya gerai-gerai Disc Tarra senter terekspose media, tepatnya satu bulan lalu, gerai Disc Tarra dikota Malang sudah terlebih dahulu memutuskan untuk menutup rolling door mereka selamanya.
Sadar atau tidak, pada saat itu semua masih baik-baik saja. Baik-baik dalam arti hampir tidak ada keluhan dari para pemburu rilisan fisik akan tutupnya gerai Disc Tarra di kota Malang. Hingga sebulan kemudian media-media tersohor di tanah air memberitakan secara masif akan ditutupnya gerai Disc Tarra sontak membuat mereka (para pemburu rilisan fisik) panik dan langsung membuat berita tersebut menjadi perbincangan hangat.
Muncul satu pertanyaan yang mengitari kepala saya yang ingin saya ajukan pada pemburu rilisan fisik di kota Malang, yakni haruskah kita tenggelam dalam kepanikan atas tutupnya gerai Disc Tarra?
Beberapa waktu sebelum gerai Disc Tarra di kota Malang mengakhiri usianya, saya sempat untuk berjalan-jalan dan mengamati rilisan di sana. Mengitari dan mengamati satu persatu koleksi yang terpampang di rak mereka. Setelah selesai mengamati satu persatu, yang dapat saya simpulkan yakni semua koleksi dikuasai oleh deretan nama-nama musisi dan band yang berdiri dibawah bendera records label dan distributor ternama.
Lantas langsung terpintas dalam benak saya, mengapa toko rilisan dengan nama sebesar ini dan tempat sestrategis ini tidak memasukkan nama-nama band atau musisi dari label-label independent atau mereka para musisi yang bergerak secara mandiri?. Padahal jika mereka mau bekerja sama, tidak khayal hari ini pasti akan banyak pemuda-pemudi memadati ruangan ini (sambil pandangan ini melihat sekitar dan hanya terlihat penjaga kasir yang berdiri dengan sabar menunggu).
Padahal perkembangan ini rilisan fisik sedang naik daun dan mulai banyak pemuda-pemudi yang kembali mengkonsumsi rilisan fisik. Di Malang sendiri juga mulai banyak bermunculan record label independent yang menaungi band-band berbakat dan bahkan rilisan mereka diperhitungkan di kancah musik tanah air. Juga terbukti adanya kegiatan monumental semacam Records Store Day dan Cassette Store Day yang sudah beberapa kali sukses dihelat di kota Malang.
Kini juga semakin banyak penikmat musik yang mengkonsumsi rilisan fisik dari musisi/band yang berdiri di bawah bendera label independent atau bahkan dari para musisi/band yang berani merilis fisik karya mereka secara mandiri. Hal ini dikarenakan para pemburu rilisan fisik yang memiliki rasa keingintahuan tinggi sudah dipermudah dengan keberadaan teknologi yang semakin canggih.
Tidak ada kesulitan untuk mereka (para penikmat dan pemburu rilisan fisik) untuk mengetahui keberadaan para musisi/band baru yang musiknya sesuai dengan selera mereka. Atau bahkan mengetahu keberadaan records label yang menjadi naungan para musisi/band dalam meriliskan karya mereka dalam bentuk rilisan fisik dengan gaya musik yang sesuai denga selera para pendengarnya.
Jadi bayangkan saja jika toko rilisan fisik sebesar Disc Tarra mau menyaring semua para label dan musisi/band yang bergerak secara independent ini untuk diajak bekerja sama. Mungkin sekarang para petinggi Disc Tarra tidak akan berucap “Turun drastis banget (pendapatannya)”, seolah mereka masih saja mengeluhkan penurunan konsumsi rilisan fisik yang begitu rendah.
Akan tetapi bukan saya menyalahkan atau menuduh para petinggi Disc Tarra dengan pikiran yang tidak-tidak. Tentu mereka pasti memiliki kebijakan dan pertimbangan tersendiri dalam menjalankan usaha dan bisnisnya.
Kini nasi telah menjadi bubur, Disc Tarra telah membulatkan keputusan mereka untuk mundur. Kini lebih awal saya mau menyadarkan kalian para pemburu rilisan fisik yang sekarang sedang dirundung kepanikan akan ditutupnya gerai Disc Tarra di wilayah kota Malang.
Sebenarnya kota Malang sudah memiliki puluhan record label dan penjual rilisan fisik jauh sebelum Disc Tarra menyatakaan untuk memutuskan tutup. Akan tetapi kendala mereka hanya tidak memiliki tempat yang tetap untuk kalian kunjungi atau sebagian dari mereka terbentur oleh kewajiban lainnya yang tidak bisa ditinggalkan. Mereka hanya akan terlihat ketika momen-meomen tertentu seperti acara gigs dan kegiatan akbar Records Store Day atau Cassette Store Day.
Jika kalian ingin gerai rilisan fisik yang bisa kalian kunjungi setiap hari, tentu jangan khawatir. Kini di kota Malang telah hadir gerai rilisan fisik yang bisa kalian kunjungi setiap saat.
Adalah Toko Houtenhand yang berada di lantai 3 Houtenhand yang beralamat di Jl. Basuki Rahmat No.56A, KayuTangan, Malang yang saya rekomendasikan untuk kalian. Koleksi rilisan fisik disana begitu variatif, mulai dari koleksi rilisan dari band-band ternama tanah air hingga dari musisi/band lokal kota Malang berjajar rapi di rak toko Houtenhand. Tidak hanya rilisan fisik, mereka juga menjual berbagai merchendaise band mulai dari T-Shirt, patch, pin dan pernak-pernik lainnya.
Masih kurang?
Reka Records juga akan hadir di kota Malang. Reka Records yang sebelumnya memutuskan untuk menutup gerai ternyata akan kembali hadir di tempat baru. Reka Records akan menghadirkan rilisan yang juga lebih variatif mulai dari Vinyl, kaset dan CD akan tersedia di Reka Records.
ditambah lagi kini telah banyak bermunculan toko bersifat online yang siap untuk mengirim kemana saja rilisan fisik yang mereka jual kepada calon pembeli.
Jadi sekarang apakah kita harus masih tetap panik untuk mencari tempat belanja rilisan fisik?
Selain toko offline saya rekomendasikan kalian beberapa Online store dan records label yang masih mempertahankan eksistensinya di kota Malang.
Matixkutu Rekord
Gerpfast Kolektif
ROCKNTERROR
Barongsai Records
Tarung Records
Solidrock
The Paimo Distribution
Koalisi Nada
Dan masih banyak lainnya.
Comments