top of page
!

RECENT POSTS: 

FOLLOW ME:

  • Facebook Clean Grey
  • Twitter Clean Grey
  • Instagram Clean Grey
Search

Merangkai Petuah Lewat Nada Pada Album Quintessential Turmoil

  • Hilman
  • Oct 14, 2016
  • 3 min read

Under The Big Bright Yellow Sun - Quintessential Turmoil

Berawal dari beberapa tahun lalu sebelum saya sendiri belum terlalu serius mendengarkan musik instrumental rock mancanegara apalagi dalam negeri. Melalui scrolling media sosial, saya menemukan berita mengenai unit instrumental rock dari Indonesia yang sedang melakukan perilisan album di negara tetangga, Singapura. Mereka adalah Under The Big Bright Yellow Sun atau biasa disingakt dengan UTBBYS.

UTBBYS merupakan unit instrumental rock atau lebih akrab dengan istilah genre post rock yang berasal dari kota Bandung. Menurut sumber berita yang saya cari mengenai UTBBYS, mereka adalah salah satu band yang memulai pergerakan musik post rock di kota Bandung.

Post rock sendiri di Indonesia sampai saat ini masih seperti bayangan. Artinya, band yang ada di ranah ini masih terlalu sulit untuk terdeteksi media bahkan pada sebuah acara. Padahal jika kita mau menelusuri , di Indonesia sudah banyak band yang berani meramu musiknya dengan jenis musik post rock.

Menurut saya pribadi yang belakangan ini terlalu sering memilih memutar musik instrumental terutama post rock, mendengarkan musik post rock membawa saya kepada ketenangan ketika sedang atau setelah melakukan sesuatu yang menguras pikiran. Mendengarkan musik ini juga bisa membuat saya berimajinasi bebas mengenai apa yang sedang musisi tersebut ceritakan melalui nada dan aransemen musik yang mereka ciptakan.

Dari album penuh berjudul Quintessential Turmoil milik Under The Big Bright Yellow Sun, saya berimajinasi mengenai apa yang mereka sampaikan melalu nada dan instrumen yang mereka ciptakan. Dan inilah hasilnya...

“Fur Elizabeth” adalah lagu pembuka yang tanpa perlu basa-basi. Langsung dengan geretan lead yang penuh dengan distorsi. Penuh amarah dan umpatan. Dengan akhir yang cukup menenangkan namun tegas layaknya sebuah peringatan jangan mudah untuk dilupakan.

Ada ketenengan dibalik lagu berjudul “A Life In A Day”. Seakan menjadi sebuah petuah jangan terlalu terburu-buru jika memulai hari. Nikmatilah sebuah proses setiap menjalani hari, entah itu manis atau pahit. Just take a breath and thankful.

Apa jadinya jika menjalani sesuatu tanpa ada harapan. Seperti hampa, karena tidak ada hal untuk diperjuangkan. Seperti hanya pasrah dan berserah tanpa adanya sebuah perjuangan. Dimana harapan itu ada, maka disanalah harus terus ada perjuangan. Meski keringat dan darah harus berkucuran, tetaplah berjuang dan yakin jika terang akan segera datang. Mungkin ini yang disampaikan UTBBYS pada track berjudul “Good Morning Sunshine”.

“Wasting Time” menganjurkan kita untuk bersabar dan meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat. Kehidupan tak selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Perjuangan yang gagal bukan berarti sia-sia, namun kita hanya harus terus belajar dari pengalaman serta sabar dalam menghadapi cobaan untuk membuat semuanya menjadi sempurna.

Saatnya untuk bersiap untuk memulai kembali perjuangan dengan semangat. Banyak hal yang sedang menunggumu di depan sana, hadapilah dan perjuangkanlah. Terdapat kesabaran dan amarah yang membara pada lagu “A Slow Journey To The East” untuk memberikan suntikan semangat kepada pendengarnya.

“Ironic” menjadi sebuah peringatan jika kaya harta bukanlah suatu pencapaian yang harus diwajibkan atau menjadi sesuatu yang harus dikejar mati-matian. Kaya bukan berarti tidak miskin dan miskin bukan berarti tidak kaya. Ingatlah jika kematian tidak memandang mana yang lebih kaya. Kebebasan dan kebahagiaanlah yang harus diperjuangkan.

Apakah kalian mempercayai hari kebangkitan? Dimana kita nantinya akan dikumpulkan pada satu tempat untuk mempertanggung jawabkan atas semua yang kita lakukan di dunia. Ya! Saya percaya . Terima kasih “Three Days After Death” telah mengingatkan.

Saat mendengarkan “Did You Remember The Day We Were Child”, saya kembali bernostalgia dengan cerita masa kecil yang menyenangkan. Dimana saya hanya mengetahui jika dunia ini hanya dipenuhi kesenangan. Waktu memang kejam, terkadang saya ingin kembali kesana. Namun masa itu sudah terlewat dan sekarang saya harus menerima kenyataan jika di dunia ini tidak menyuguhkan kesenangan saja.

Lagu “Shocked After Stress” menyadarkan jika kegagalan dan keterpurukan bukanlah akhir dari segalanya. Jika kalian terjatuh maka jangan melihat tanah, akan tetapi lihatlah langit untuk bangun dan digapai. Serta ingatlah jika kalian berhasil menggapai langit, diatasnya masihlah ada langit.

Jika menemui rintangan pada setiap perjuangan. Anggaplah itu seperti batu yang kalian injak ketika berjalan tanpa alas kaki. Sakit namun menyehatkan. Hahahha

Belajarlah dari setiap kegagalan. Seperti apa kata tulisan yang tertera di rilisan pada lagu “Prahara”, It’s Like Rock On The High Way.


 
 
 

Comentários


© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

bottom of page