top of page
!

RECENT POSTS: 

FOLLOW ME:

  • Facebook Clean Grey
  • Twitter Clean Grey
  • Instagram Clean Grey
Search

Dramaturgi Underground ; Album Morfem Paling Berkeringat

  • Hilman
  • Dec 15, 2016
  • 4 min read

Semenjak Morfem menjanjikan akan melahirkan album baru yang lebih berkeringat, saya sendiri semakin penasaran bagaimana lagi cara yang mereka persiapkan untuk membuat pendengarnya lebih berkeringat. Pasalnya, selama ini Morfem sudah cukup membuktikan jika menikmati lagu mereka tidaklah bisa hanya sambil duduk atau berdiri dengan tenang apalagi diam.

Single pertama bertajuk “Anabastestudineus” yang terlebih dahulu dilempar ke permukaan membuat saya yakin jika memang album terbaru mereka akan lebih menguras keringat pendengarnya. Namun setelah Dramaturgi Underground resmi lahir, beberapa lagu di dalamnya ternyata tidak terlalu terdengar asing, Morfem ternyata memang tidak jauh merubah haluan musiknya. Bukan berarti janji mereka tidak ditepati, namun memang seperti inilah Morfem. Untuk masalah menguras keringat itu memang kepastian yang tidak mungkin terelakkan ketika mendengarkan atau melihat aksi Morfem.

Morfem kini terdengar lebih berat dan padat pada divisi bass dan drum. Mungkin juga lebih berat jika dilihat dari segi berat badan. Suara gitar Pandu Fuzztoni memang tidak terlalu banyak berubah, namun sepertinya memang sepanjang album ini modulasi overdrive nya memang sengaja untuk dibiarkan terus menyala.

Jika membandingkan dengan album-album sebelumnya, Dramaturgi Underground lebih terasa perbedaan dari divisi vokal yang tidak lain diisi oleh pria bernama Jimi Multhazam dimana dirinya kini lebih terdengar sejajar dengan suara instrumen lainnya. Untunglah itu tidak mengurangi gaya khas Jimi bernyanyi yang selalu bertenaga, liar dan seenaknya saja.

Membuka album tanpa basa-basi, kocokan gitar dan tempo drum langsung menyapa dengan begitu cepat. Seolah menjanjikan masih ada tujuh lagu dibelakangnya yang akan lebih menguras keringat pendengarnya. “Anabastestudineus” menjadi lagu sapaan pertama Morfem pada album barunya dengan sarat penuh distorsi kotor dimana-mana.

Masih dengan distorsi kotornya, kini kisah cinta sepasang kekasih penggemar musik underground dikemas tanpa perlu ada nada yang romantis pada lagu “Roman Underground”. Cocok menjadi soundtrack perjalanan sepasang kekasih ketika hendak menuju gig lengkap dengan atribut rock idolanya.

Saatnya bergembira ria dengan gaya lama Morfem. Suara bass yang kotor menemani suara gitar renyah, dan vokal Jimi yang seenaknya saja. “Memento” menunjukkan jika usia yang bertambah tidak akan membuat mereka berubah atau bahkan malah membuat mereka makin menggila. Dengarkan saja akhir dari lagu ini jika tidak percaya.

Morfem tanpa malu menunjukkan rasa kagum mereka terhadap band Rumah Sakit dengan menghadirkan lagu berjudul “Kuning” ke dalam Dramaturgi Underground. Tidak banyak yang berubah dari segi aransemen musik, hanya diganti dengan gaya sound a la Morfem yang memang selalu renyah di telinga. Namun kali ini Jimi dkk menunjukkan keaslian versi lagu “Kuning” dari segi lirik yang ternyata ‘dihilangkan’ oleh Rumah Sakit. Hadirnya “Kuning” bisa jadi akan menjadi anthem yang paling ditunggu di setiap aksi panggung Morfem. Jika sebelumnya penonton Rumah Sakit hanya bisa meloncat dan ber sing along ketika Rumah Sakit membawakan “Kuning”, kini jangan kaget jika akan bertambah dengan aksi tubuh terbang melayang di area moshpit ketika Morfem membawakannya.

Sejatinya, ini bukan pertama kalinya Morfem mengungkapkan kekaguman terhadap lagu “Kuning” milik Rumah Sakit. Setahun lalu Jimi dan Pandu sempat naik panggung bersama Rumah Sakit untuk membawakan lagu “Kuning” dan tanpa malu juga menyanjung Rumah Sakit, meski posisi vokal tidak lagi diisi oleh Andri Lemes. Coba cek disini.

Selanjutnya mungkin adalah lagu berdurasi terpendek yang pernah diciptakan Morfem dalam seluruh albumnya, atau malah lagu terpendek di Indonesia saat ini? Entahlah yang jelas dengan musik yang terdengar cadas, mereka kemudian hanya berteriak keras ‘MORFEM!!’.

Bahkan musik harus terlebih dahulu selesai ketika saya sendiri masih membaca judul lagu yang cukup panjang dengan pelafalan yang cukup bisa membuat lidah terkelincir. Selamat untuk Freddie A Warnerrin, pencipta dan penulis lirik “Metode Organik Rasakan Fase Embrionik Manusia” yang sekaligus memecahkan rekor lagu berdurasi terpendek dalam sejarah karir Morfem hingga saat ini. Semoga ada personil lain yang mampu memecahkannya.

Selanjutnya “Jungkir Balik” yang begitu bertenaga dengan gaya vokal khas Jimi yang begitu nakal. Siap-siap kalian untuk dibuat Morfem jungkir balik bersama distorsi gitar yang begitu kotor dan ketukan drum yang menggebu. Apalagi ketika melodi dimainkan, rasanya cukup untuk meprediksi suasana pada video klip “Smells Like Teen Spirit” milik Nirvana pasti akan terjadi di depan mata.

Track berjudul “Audisi Sebuah Opera” mengalun. Morfem kini lebih sedikit memperlambat tempo musik dan vokal Jimi yang terdengar seperti bernyanyi dengan menggunakan megafon. Tapi memang seperti yang saya katakana sebelumnya, pada album ini Jimi Mulatazham memang sengaja untuk lebih sabar dan terdengar bersejajar dengan instrumen lainnya. Tidak seperti album-album sebelumnya dimana suara Jimi selalu terlihat paling lantang dan nendang paling depan.

“Tersesat Di Antariksa” menjadi lagu penutup di Dramaturgi Underground. Saatnya melebur bersama melampiaskan tenaga yang tersisa.

Faktanya, bertambahnya usia bukan malah membuat Morfem menjadi sabar. Lahirnya Dramaturgi Underground membuktikan jika Morfem malah akan semakin menggila dengan rentetan suara overdrive kotornya dan gaya vokal Jimi yang tidak akan berubah dari sisi nakalnya. Harus diakui jika album Morfem tidak pernah kekurangan tenaga untuk memanaskan telinga dan area moshpit.

Belum lagi beberapa artwork hasil kolaborasi beberapa seniman di setiap lagu ini yang mampu menggambarkan musik dari Morfem sendiri.

Jika mengunjungi kembali album-album sebelumnya, pada album Dramaturgi Underground Morfem tidak terlalu menghadirkan gebrakan baru dari segi musik. Namun porsi distorsi kotornya yang tiada berkesudahan sepanjang album membuat Morfem masih bisa dikatakan aman dan nyaman untuk tetap didengarkan.

Sesuai janji, Morfem membuat album barunya lebih banyak menguras keringat bagi pendengarnya.

Artikel ini pernah dimuat pada laman media Paradokszine.


 
 
 

Comments


© 2023 by Closet Confidential. Proudly created with Wix.com

bottom of page