Kilas Balik ; Houtenhaunt, Hantu Penyemayam Setiap Sudut Kota Malang. (Laporan Acara Houtenhaunt #1)
- RHA
- May 3, 2016
- 5 min read
Pagi, klub kesayangan menang telak di kandang. Siang, rilisan anyar di tempat kerja berbondong-bondong datang menerjang. Malamnya, berpesta ria di acara musik yang begitu ngeri, liar akan tetapi tidak luput dari kata menyenangkan. Jum’at (26/2/2016) malam yang sungguh sayang untuk dilupakan begitu saja. Semua berlalu dengan sungguh sempurna dan luar biasa.
Sore itu hujan lebat seperti biasa datang tepat pada waktunya. Segelas kopi serasa sempurna dipaketkan dengan mendengarkan rilisan-rilisan dari band yang akan beraksi di malam harinya. Tidak lama kemudian beberapa teman yang nekat menerjang hujan datang ke rumah. Hujan, kopi, musik dan teman membuat saya lupa jika saya sedang tidak sabar menunggu untuk menghadiri sebuah pesta.
Obrolan ngalor-ngidul pun dimulai. Saya sempat bertanya diselah tawa dan canda pada salah satu teman yang sedang menikmati kopinya. “Kenapa acara ini tidak diadakan di sanggar senam Houtenhand? Toh padahal ini merupakan acara persembahan Houtenhand yang hanya diberi tajuk Houtenhaunt.” Teman saya hanya menjawab singkat “Lihat saja di Instagram Houtenhand!”. Rasa penasaran saya otomatis datang selebat hujan diluar. Tidak lama saya langsung berselancar di Instagram untuk menemukannya jawabannya.
“Houtenhaunt merupakan sosok hantu alter ego dari Houtenhand yang bergantayangan menghantui setiap sudut kota Malang. Lahir dari penolakan terhadap zona nyaman dan penyangkalan terhadap pengkotakan, sosok hantu ini lepas bermain-main pada ranah resiko riskan. Project pertama dari hantu ini mengajak teman-teman Sigmun, dan Kaveman bermain bersama Take This Life, Megatruh dan The Pronks.” Begitulah penjelasan singkat Houtenhand akan acara bertajuk Houtenhaunt. Saya masih setengah faham yang akan mereka maksud.
Merasa kurang puas, saya putuskan untuk gunakan dewa mesin penelusur untuk mencari arti kata Houtenhaunt ini. Setelah berselancar sana-sini akhirnya saya menemukan judul film horror berjudul “Haunt”. Jujur saja saya bukan salah satu orang yang menyukai film berbau setan atau kerabat setan lainnya. Jadi jika ada ajakan untuk menonton film horror, saya akan lebih memilih minum bir sambil menonton dunia binatang yang biasa diputar di layar kaca bar Houtenhand.
Jadi saya putuskan untuk hanya membaca sinopsis tentang film berjudul Haunt. Ternyata film ini bercerita tentang sesosok hantu penjaga rumah yang begitu menakutkan. Cerita selanjutnya baca saja sendiri karena saya tidak mau membahasnya. Hahahahahah…
Kemudian saya kembali bergabung dengan teman-teman yang sedang duduk melingkar sambil membagikan ramuan air setan biadab dan menceritakan semua bahan yang sudah saya temukan berkat dewa mesin penelusur yang bersemayam di ruang bernama internet. Bergentayangan, menghantui, penolakan zona nyaman dan houtenhand. Kata-kata tersebut bercampur aduk dikepala saya. Mungkin akibat ramuan air setan ini otak saya langsung berpikir cepat tanpa berpikir panjang. Langsung saja mulut ini tanpa kompromi mengutarakan isi dalam otak saya tanpa basa-basi.
“Houtenhand adalah istana yang terkenal dengan kengerian pesta musiknya. Sangking ngerinya banyak para pelaku musik dari dalam kota, luar kota hingga luar negeripun merasa tertantang untuk mencoba kengerian panggung Houtenhand. Sekarang giliran houtenhand yang tertantang untuk menciptakan kengerian yang sama di tempat lain dengan menciptakan sebuah hantu yang diberi tugas untuk mencari tempat-tampat di sudut kota Malang untuk dijadikan tempat bersemayam. Setelah menemui tempat bersemayam, hantu tersebut ditugaskan untuk membuat sebuah pesta musik. Pesta musik yang mengagumkan dan begitu mengerikan. Tujuannya adalah agar orang-orang mengetahui akan keberadaan hantu Houtenhand bernama Houtenhaunt ini untuk diajak melebur di pestanya tanpa mengurangi secuil kengeriannya. YA! Pesta di istana baru yang tidak kalah mengerikan!.”
Begitulah ucapan saya pada mereka yang sedang duduk melingkar. Teman-teman pun hanya mengiyakan tanpa sebab dan alasan juga.”Persetan, mereka sudah terkena dampak ramuan air setan biadab” pikirku saat itu. Canda dan tawa pun berlanjut dan lagu masih uterus berputar. Hujan pun terlihat lelah untuk meneteskan air, jam menunjukkan pukul setengah delapan. Kami pun memutuskan untuk segera berangkat menuju tempat bersemayam Houtenhaunt.
Kali ini Houtenhaunt memilih Godbless 2 Café untuk dijadikan tempat bersemayam dan menggelar pesta. Dalam pestanya kali ini Houtenhaunt mengajak tamu yang diprediksi akan menambah kengerian di dalam pestanya. Mereka adalah Kaveman dan Sigmun. Pesta ini juga sekaligus menjadi ajang perkenalan album baru Sigmun bertajuk “Crimson Eyes”, salah satu album terbaik yang lahir di tahun 2015, menurut saya pribadi dan menurut majalah-majalah musik ternama tanah air.
Kaveman dan Sigmun tentu tidak sendiri . Megatruh, Take This Life dan The Pronks sudah dipersiapkan Houtenhaunt untuk menambah kengerian di pestanya. Kali ini Megatruh dipilih untuk menjadi penyulut api pertama di pesta Houtenhaunt. Hasilnya begitu memuaskan dan mereka berhasil menyalakan api semangat orang-orang yang hadir dalam pesta tersebut. Kerennya Megatruh berhasil mebawakan salah satu lagu milik Homicide berjudul “Sajak Suara” yang dibawakan begitu bersahaja dengan gaya musik Megatruh sendiri. Penonton pun lantas terbuat diam kagum akan band pembuka satu ini. Malam ini mereka adalah penyulut api pesta yang begitu sempurna.
Selanjutnya Take This Life bersiap beraksi. Pemilik album “Animus Animalis” dan “Numbers” ini berhasil menyalakan api semangat kian membara. Dibuka dengan track berjudul “1” yang juga merupakan lagu pembuka di album Numbers mereka bawakan begitu megah dan rapi. Lagu pertama usai dibawakan dan pesta pun dimulai di lagu-lagu Take This Life selanjutnya. Malam ini penonton diajak berhitung dan Take This Life adalah guru berhitung yang syarat akan distorsi. rumit namun mewah dan tentunya liar!. Mungkin itulah ungkapan yang bisa saya berikan untuk penampilan Take This Life malam ini.
Tidak lama setelah itu, lantunan irama musik blues terdengar diatas panggung, terlihat gitaris dan drummer Pronks sedang asik memainkan irama musik blues santai sembari menunggu bassist mereka yang sedang bersiap-siap. Irama yang mereka ciptakan berhasil menarik perhatian penonton malam itu yang terlihat lelah setelah berjingkrak-jingkrak bersama Take This Life. Tak peduli akan letih penonton langsung merapat menuju barisan terdepan dan berjajar seperti pagar barikade.
Tanpa sapa dan basa-basi Pronks pun memulai aksinya. Tiga pria berambut gondrong ini nampak begitu berenergi dalam membawakan setiap materinya. Penontonpun juga sepertinya tidak ingin dikasihani dengan melakukan aksi stage dive berulang kali dan meluapkan kegembiraanya dan melupakan dahaga mereka. Pronks berhasil mentransfer tenaga mereka atau mungkin Pronks telah bersekutu dengan Houtenhaunt? Ah sudahlah malam itu Pronks memang bajingan dan membuat saya ereksi.
Megatruh, Take This Life dan Pronks sepertinya berhasil membuat Houtenhaunt tersenyum lebar layaknya hantu yang senang akan keberhasilannya. Sampai detik itu mereka berhasil membuat pesta yang begitu mengerikan untuk dilupakan.
Kini giliran Kaveman yang akan menggeber panggung. Jujur saya tidak terlalu banyak tahu tentang band satu ini. Ekspektasi saya adalah mereka bertiga adalah pria peramu musik psikedelik yang biasa diputar dan didengarkan oleh mereka yang sedang berada dibawah rangkulan sang dewa. Lagu yang meliuk-liuk tajam dengan part-part melodi gitar yang melengking. Kaveman pun memulai aksinya dan ternyata ekpektasi saya bisa dibilang salah, meski saya akui tidak besar. Hahahahha…
Kaveman memang terdengar masih memainkan musik-musik ala Led Zeppelin dengan part-part gitar yang melengking tajam. Akan tetapi vocalist yang sekaligus merangkap sebagai bassist mereka begitu garang, liar dan cadas.Vocalist mereka beringas!.
Puncak acarapun tiba. Sigmun bersiap dan barisan makin rapat. Pagar manusia mulai berlapis dan berbaris tepat didepan panggung. Semua tidak sabar menunggu digebrak oleh setiap materi yang akan dibawakan oleh Sigmun. Tanpa basa basi langsung saja Sigmun beraksi. Saya hanya bisa tersenyum sama seperti saya mendengarkan setiap materi di album Crimson Eyes. Mereka bermain begitu konsisten dan rapi. Sound yang dihasilkan juga tetap sama, masih sama ganas seperti yang ada dalam rilisan fisik mereka. Penonton pun makin kegirangan dan melakukan aksi-aksi liar mereka. Stage dive dan crowdsurf berserakan dimana-mana. Mereka semua tampak berbahagia dan menikmati aksi Sigmun.
Ini malam yang sungguh mengerikan. Mereka semua tampil maksimal dan luar biasa. Malam itu Houtenhaunt layak tertawa mengerikan melihat kesuksesan pestanya dan sekaligus menjalankan tugasnya dengan baik. Houtenhand benar-benar menciptakan hantu yang begitu mengerikan. Membuat saya penasaran tempat manalagi yang akan dibuat persemayaman Houtenhaunt selanjutnya. Dan kengerian pesta bagaiamana lagi yang akan diadakan setan satu ini.
Tapi ini semua tidak merubah pendirian saya untuk tetap tidak menyukai film horror. Tapi untuk Houtenhaunt, saya akan membuat perjanjian perkecualian untuk selalu menunggu dan melihat kengeriannya selanjutnya.
Bergentayanganlah Houtenhaunt, huni semua sudut di kota Malang dan buatlah kegerian di setiap tempat bersemayammu!
*Tulisan ini pernah dimuat di blog koalisinada
Comments